Bintik matahari tersebut dinamai AR1339. Menurut laporan Spaceweather, ukuran bintik matahari itu mencapai 80.000 kilometer x 40.000 kilometer. Ini sangat besar dan mengalahkan lebar Planet Bumi yang hanya 12.800 km.
AR1339 berada di bagian timur laut permukaan matahari jika dilihat dari citra satelit. Saat ini, AR1339 belum menghadap ke bumi. Saat menghadap bumi beberapa hari ke depan, bintik matahari ini akan mudah diobservasi dengan teleskop matahari.
Bintik matahari pada dasarnya adalah spot gelap di permukaan matahari. Fenomena ini terjadi karena adanya aktivitas magnetik yang menghalangi penghantaran panas di suatu area permukaan matahari. Ini menyebabkan area tersebut lebih dingin sehingga tampak gelap dari sudut pandang manusia di bumi.
Aktivitas magnetik yang intens bisa menimbulkan fenomena lidah api matahari (solar flare) yang melepaskan energi dalam jumlah besar. Lidah api juga diikuti dengan pelepasan partikel energi ke semesta sekitar matahari, disebut dengan lontaran massa korona (coronal mass ejection/CME).
Lontaran massa korona yang sampai ke permukaan bumi dalam intensitas besar bisa menyebabkan kerusakan pembangkit listrik dan tak berfungsinya satelit. Spaceweather memperingatkan bahwa secara alami, AR1339 berpotensi menyebabkan lidah api kelas sedang (M-Class) dalam 24 jam sejak penemuan. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memperkirakan, peluangnya adalah 50 persen.
Lontaran massa korona akibat bintik matahari itu sebenarnya juga telah terjadi pada Rabu lalu, tetapi tidak mengarah ke bumi. Ketika bintik ini mengarah ke bumi beberapa hari ke depan, potensi lontaran massa korona ke bumi akan lebih besar.
sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri comment Anda. Klik +1 jika Anda menyukai artikelnya.